Slide Show Wisata dan Budaya Kalbar

Senin, 29 November 2010

Pasir Panjang di Singkawang

Kota Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia, karena mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa. Mengunjungi kota yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia ini, tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir Panjang.
Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI). Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.
Keistimewaan
Pantai Pasir Panjang Singkawang Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola pantai.
Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam. Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar dan area memancing.
ViewMore FromTagsCommentsShareSendFavoriteTwitterFacebook
pasir panjang
Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari (sunset) di balik pulau-pulau yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung dapat menikmatinya dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut.
Bila bosan di pantai, pengunjung dapat melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta.
Pantai Pasir Panjang Singkawang Lokasi
Pantai Pasir Panjang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Akses
Kota Singkawang berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, pengunjung dapat naik taksi, travel, atau bus sampai Kota Singkawang. Dari pusat Kota Singkawang, Pantai Pasir Panjang berjarak sekitar 17 kilometer lagi. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan taksi, bus, atau minibus.
Harga Tiket
Pengunjung dipungut biaya sebesar Rp 5.000,- per orang.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Pantai Pasir Panjang Singkawang Di kawasan Pantai Pasir Panjang terdapat pusat informasi pariwisata, diskotik, persewaan speed boat, sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko suvenir. Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana boat. Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak.
Pengunjung tidak bakalan kesulitan mencari makanan karena di kawasan ini terdapat restoran, kafe, warung makan, dan pedagang asongan. Begitu juga yang ingin menginap, tidak perlu repot membawa tenda atau sleeping bag karena di kawasan ini tersedia wisma dan hotel dengan berbagai tipe.
Sumber : Wisata Melayu
Lokasi : Kota Singkawang
ViewMore FromTagsCommentsShareSendFavoriteTwitterFacebook
pasirpanjang singkawang
ViewMore FromTagsCommentsShareSendFavoriteTwitterFacebook
pasir panjang singkawang
ViewMore FromTagsCommentsShareSendFavoriteTwitterFacebook
singkawang beach

Cap Go Meh di Singkawang

    Perayaan Cap Goh Meh di Singkawang biasanya ditandai dengan arak-arakan para Tatungvihara atau klenteng. Perayaan dipercaya sudah dilaksanakan turun temurun sejak 200 tahun yang lalu. Para tatung berasal dari berbagai vihara yang tersebar di seluruh Singkawang, oleh karena itu tak heran kalau Singkawang juga mendapat julukan kota seribu kuil. Dalam 1 vihara atau klenteng kadang terdiri lebih dari 1 orang Tatung.  menuju


    Pagi hari di hari ke 15 ini, para Tatung akan berkumpul untuk melakukan sembahyang kepada Langit di altar yang sudah disiapkan. Perjalanan para Tatung di tandu dengan menggunakan tandu yang beralaskan pedang tajam atau paku tajam, sambil memamerkan kekebalan tubuhnya. Ada juga yang naik tangga pedang, biasanya terdiri dari 36 atau 72 pundak/tangga. Semakin bisa naik ke atas maka artinya semakin kuat juga ilmu Tatung tersebut. Kegiatan ini telah mulai dikembangkan sebagai objek pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tarian Tradisional

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.

Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.

Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.

Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.

Air Terjun dan Batu Unik

Add caption

   Kawasan wisata alam Gunung Tiong Kandang kita dapat menyaksikan Air Terjun Kajang dan Air Terjun Nosok. Air terjun Kajang memiliki tiga tingkatan terletak di sebelah utara Dusun Mangkit. Air terjun ini digunakan masyarakat sebagai irigasi pertanian dan sumber air minum. Sebelah selatan pemukiman Dusun Mangkit terdapat pula air terjun oleh masyarakat disebut Riam Nosok dengan ketinggian enam meter.

   Jika kita mendaki ke puncak Gunung Tiong Kandang melalui Dusun Mangkit akan beristirahat di tengah-tengah gunung Tiong Kandang (pedagi) untuk memulai pendakian ke puncak gunung kita akan melewati sebuah batu dengan ketinggian 160 cm. Batuan ini berbentuk pintu masuk. 
   Batu pintu masuk ini berbentuk lorong yang selalu digunakan masyarakat untuk menuju puncak gunung. Sedangkan dikiri kanan batu terdapat jurang yang sangat dalam.
Keunikan lain Kawasan Wisata Gunung Tiong Kandang  adalah Batu Kulintang dan Batu Pengasih. Disebut Batu Kulintang karena keberadaan batu ini sejak dahulu sampai saat ini bersusun berderet seperti susunan kulintang.
Sedangkan Batu Pengasih merupakan batu yang terletak di puncak gunung Tiong Kandang. Dari batu pengasih ini pula kita dapat memandang keindahan alam yang ada disekitar gunung.
   Gunung Tiong Kandang juga merupakan penyuplai buah durian terbesar dari Kecamatan Balai Batang Tarang. Buah durian dari gunung ini dijual kepada pembeli yang sudah menunggu atau buah durian ini diolah menjadi lempok durian oleh sebagian masyarakat di Batang Tarang. Lempoknya terkenal menjadi lempok dari durian Batang Tarang.
   Menurut legenda Gunung Tiong Kandang berasal dari seekor Burung Tiong yang berada dalam kandang (sangkar) kemudian tersangkut di atas tunggul kayu. Burung Tiong ini mengumpulkan sampah-sampah dari berbagai jenis sampah-sampah yang berada disekitarnya. Lama kelamaan tumpukan sampah menjadi tumpukan yang meninggi dan membesar menjadi sebuah gunung. Gunung tersebut akhirnya diberi nama Gunung Tiong Kandang.

Festival Meriam Karbit

     
Nah,  di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran ada kegiatan khas yang pantang dilewatkan penduduk setempat, yaitu menyalakan Meriam Karbit.  Tidak tanggung-tanggung, ratusan batang meriam yang berjejer di kedua belah tepian sungai Kapuas akan ditembakkan secara bergantian, layaknya sedang melakukan perang-perangan diantara dua kubu.
Mau tahu ukuran meriam yang pakai, diameter paling kecil 50 cm hingga 100 cm dengan panjang 4 hingga 7 meter.  Tentu saja, karena meriam ini terbuat dari kayu gelondongan yang dilubangi ditengahnya.  Namun meriam ini tidak menggunakan mesiu melainkan bahan peledaknya adalah senyawa kimia ‘karbit’ atau CaC2, sehingga lebih populer disebut sebagai Meriam Karbit.

     Tentu saja suara dentuman yang dikeluarkan sedemikian memekakkan dan terdengar hingga ke seantero kota, bahkan penduduk yang rumahnya disekitar lokasi sudah mengantisipasi dengan menurunkan semua hiasan yang menempel di dinding rumah seperti pigura foto jika tidak mau jatuh sendiri karena kerasnya getaran yang ditimbulkan!

     Sejarah mencatat permainan meriam karbit erat kaitannya dengan berdirinya Kota Pontianak. Sultan Syarif Abdurahman Alkadri, pendiri Pontianak menembakkan meriam ke arah daratan. Ia ingin mengusir kuntilanak yang bergentayangan. Untuk mengenang hal itu, warga di tepian Sungai Kapuas membuat replika meriam dari batang kayu besar. Meriam itu diledakan dengan karbit dan disulutkan dengan nyala api. Tradisi ini bisa dijumpai mulai pekan kedua ramadan.

Sabtu, 27 November 2010

Logo Visit Kalbar 2010

PONTIANAK - Logo untuk tahun kunjungan Kalimantan Barat 2010 sudah ditetapkan.  Logo itu menampilkan tiga simbol utama yakni enggang gading, anggrek hitam dan tugu khatulistiwa. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kamaruzzaman, logo baru itu telah disetujui gubernur.Ada alasan tertentu yang mendasari pemilihan tiga simbol tersebut. Enggang gading (Rhinoplax vigil) menurutnya adalah fauna yang menjadi maskot Kalimantan Barat. Di antara enggang/burung rangkong, enggang gading adalah yang terbesar ukurannya, kepalanya dan paruhnya besar, tebal dan kokoh dengan tanduk yang menutup bagian dahinya.

Makanannya buah-buahan terutama buah beringin dan palem, tapi tidak jarang juga makan serangga, tikus, kadal bahkan burung kecil. Pelestarian enggang gading menuntut pelestarian hutan tropika. Burung ini termasuk dalam jenis fauna yang dilindungi undang-undang.Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.   

Sedangkan Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. “Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak,” ujarnya. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.  Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.
Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan. (rnl)

Kalimantan Barat

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakanPontianak.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat KarimataNatuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau. dan Laut
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).